Kertas Kusut

19/10/2018 (Tulisan ini adalah hasil perdebatanku di group WA saat ormas Gema Pembebabasan mendapatkan persekusi dari pihak yang terbakar akibat melihat kata khilafah..) Hindaz... Hhmm iya jg ya, kami memang ngeyel.. udah dibubarin ormasnya tapi tetap samangat nyebar paham KHILAFAH. Ormasnya udah KO, tapi pejuangnya belum... kenapa? karena kami selalu berpikir bagaimana setiap masalah yg ada,  Islam punya solusinya memberantas hingga ke penyebab masalahnya. bayangkan bgmana permasalahan perekonomian sekarang.. harga barang trus melambung, inflasi, harga rupiah naik terhadap dolar naik dsb... kau tahu apa solusinya? gampang, salah satu caranya tinggal gunakan uang emas dan perak serta tinggalkan riba. bgmana masalah sosial sekarang? LGBT, zina dmana2, dsb.. kau tahu solusinya? Islam punya hukum yang tegas akan itu. Lalu kenapa hukum itu tdk digunakan sekarang? ingat, masih ada akar masalahnya,  apa itu? media mengkapanyekan itu semua lewat sinetron2 dll. jadi media

30/12/2018 Menatap kembali ke belakang, sebelum tahun ini berakhir. Sebelum aku membuat blog ini, sebelum aku membuat postingan di dunia maya menyerukan apa yang perlu aku suarakan. Saat itu, hati telah yakin dengan informasi yang kudapatkan. Tentang hidup ( rezeki, jodoh, dan yang akan terjadi) telah ditetapkan dengan jelas. Tentang Agama yang harus kita sampaikan. Tentang Khilafah sebagai solusi tuntas akan problematikan umat bahkan manusia saat ini. Aku melihat banyak yang telah pergi dari arena ujian ini, selesai dalam waktu usia sangat muda hingga usia yang telah renta. Bahagia dengan apa yang kucapai hingga isak tangis dengan apa yang terjadi, kembali kurasakan layaknya seperti tahun kemarin. Terima kasih telah menjadikan hati ini mantap dalam menyuarakan agama ini.   Inilah pencapaian terbesarku sampai saat ini, pencapaian yang diikuti dengan tanggung jawab yang besar kepada diri sendiri maupun tanggung jawab kepada mereka yang telah mengantarku ke titik ini. Baca j

 (15/12/2018)                                     Foto yang aku upload ini adalah foto yang aku ambil dari tempatku magang sekarang, bukanlah foto yang kebanyakan nitizen upload. Jika biasanya nitizen memotret tentang keindahan sebuah gambar. Maka disini aku akan menceritakan sebuah gambar, anggap saja kalimat deskripsi. Dibelakang sana adalah gedung tertinggi di Kendari, dan otomatis adalah gedung tertinggi di Sulawesi Tenggara. Bisa dibayangkan bagaimana perencanaan dari gedung tertinggi ini? Mulai dari   perencanaan modal, hingga pembangunan. Anak teknik akan begitu mengerti akan perencanaan dari gedung ini, dari perhitungan kekuatan bangunan dari terpaan angin sudah cukup untuk memutar otak dari teknik sipil. Begitupun perencanaan akan instalasi listrik dari gedung ini, butuh berapa titik lampu   dan pengaman yang harus diseimbangkan untuk tiga fasanya serta anak arsitek yang dari awal merancang gedung ini dengan begitu detailnya. Bisa dibayangkan, perencanaan itu

(06/12/2018) Perkenalkan... Aku adalah diriku. Karakter sesungguhnya diriku adalah penyendiri. Penyendiri untuk yang asing, dan riuh untuk mereka yang melewati waktu bersama. Aku bukanlah orang yang terbuka pada orang lain, apalagi orang baru. Jika bukan karena Islam menyelamatkanku, aku mungkin masih menganggap orang lain tidak lebih seperti lebah dan bunga. Hubungan mutualisme saling menguntungkan dan hilang saat musim dingin tiba. Kalian berharga, saat kalian masih membuatku berharga. Tidak ada namanya ikatan, yang ada hanyalah kepentingan yang sama. Silahkan datang dan pergi, aku menyambut dan membiarkan yang pergi. Itu dulu, dan hampir kembali merasuki diriku sekarang, disaat aku terpuruk. Jika bukan karena akidah ini, diriku akan dirasuki kembali oleh " diriku dulu". Akidah dimana aku berharap imbalan hanya kepada Pencipta dari segala apa yang aku lakukan. Terserah jika manusia akan meremehkanku, menghinatiku, dan meninggalkanku. Aku tidak mengharapkan apapun lagi dari