Saat Kulari
(25/02) Saat aku menulis , disini hujan. Kampung halaman dengan julukan Kep. Tukang besi. Saat ini aku tak tahu yang sedang terjadi dengan dunia, telah lama aku lari dari memperhatikan kegundahan dunia. Tidak apa-apa jika aku tak mempedulikan dunia ini, aku masih bisa makan, bisa hidup tenang, karena dengan menutup mata kita masih bisa bernafas. Menyenangkan, namun ada yang hilang ketika aku tidak lagi peduli dengan sekitarku, tentang dunia. Ini tentang kita yang membiarkan kemungkaran. Seolah-olah kita membenarkan, membiasakan yang terjadi. Ini tentang pola pikir pada masyarakat yang semakin sekulerisme , bagaimana nanti generasi berikutnya melihat dan merasakan dunia dengan mengesampingkan nilai agama. Mungkin kau belum melihat kerusakan yang ditimbulkannya terhadap keluargamu. Karena Terkadang seseorang bergerak, jika itu menggangu dirinya dan orang-orang yang dicintainya. Tak masalah jika ini satu-satunya alasan diriku bergerak, namun alasan ini bisa hilang jika