Urus Diri Sendiri

 13/08 15:08



Salah satu dari milyaran manusia yang palih bodoh adalah AKU. Lagi dan lagi mengulangi kesalahan walau telah tahu bahwa semua ini sia-sia. Banyak hal yang seharusnya bisa diperoleh, namun mustahil karena kesalahan ini terus kuulangi. 


Apa itu?


Apalagi kalau bukan MALAS


Rebahan, menunda, dan apapun penampakan dari sifat malas menjadikan diri ini tidak produktif. Banyak list yang sudah kubuat untuk panduan menjadikan hariku lebih maksimal. Jangankan semuanya, salah satunya saja tidak ada. Membaca, vocabullary, etc. seharusnya menjadi habit.


Sudahlah...!

Aku mungkin terlalu menginginkan banyak hal dari diriku. Menganggap diriku malas, bodoh seharusnya aku hentikan untuk tidak semakin menjatuhkan mental diriku sendiri. Mungkin seharusnya aku lebih banyak menampakan pencapaianku supaya percaya diri hadir meski  kemungkinan RIYA terdeteksi.


Satu individu memang memiliki banyak peran. Peran anak kepada orang tua, peran kekasih untuk yang dicintai, peran sahabat untuk teman sebaya terdekatnya, serta peran lainnya yang menuntut diri untuk menjadi lebih baik. Bukan yang terbaik, tetapi menjadi lebih baik.


Seorang muslim seharusnya bisa memberikan karya pada sekitar. Layaknya sebuah pohon, hasil dari mengumpulkan zat hara tidak hanya membuat akarnya semakin kokoh, bukan hanya menambah kekuatan batangnya. Namun yang terpenting dari semua itu adalah menghasilkan buah yang dinikmati oleh mahluk disekitarnya.


Maka, Jika ilmu agama telah dikumpulkan, untuk menguatkan amal ibadah. Jika akidah telah tertanam kokoh dalam pemikiran. Maka apalah arti semua itu jika tidak menghasilkan buah yang manis untuk dinikmati oleh manusia lainnya.


Karya adalah dakwah, beribu cara dilakukan untuk menumbuhkan bibit kebaikan. Ada yang melalui sedekah, mengajak ke majelis ilmu, ada yang aktif di sosmed, dan lain sebagainya. Buah dari  kokoh dan mendalamnya akar dari segala pemahaman yaitu akidah. Tanpa pemahaman akidah yang kuat, maka pohon bisa ambruk akan badai yang menerjang.  


Aku seharusnya menambah pemahamanku tentang agama. Menjadikan Akidah_ku layaknya akar tunggal, semakin dalamnya ilmu seiring bertambahnya usia.


Tapi entahlah??

Tak ada buah yang dapat aku berikan. Aku bagaikan pohon yang lapuk, dengan akar yang kesakitan. Dan Badai siap menerjang, atau mungkin aku sudah ambruk karenanya.


I need rain..




Reference

Ibrahim:24-25


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUNJUKAN DIRIMU! 4 Cara Cerdas Remaja Untuk Meningkatkan Eksistensi Diri

Curhat sejenak

Ungkapan-Ungkapan Dalam Bahasa Mbeda-Mbeda