Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Hegemoni dan terjajah

Gambar
  (29/08) 23:40 Kita pasti tahu bahwa dahulu bangsa ini pernah dijajah. Dengan senapan dihadapkan tepat kepala leluhur kita, para penjajah mengeruk kekayaan alam dan manusianya. Jutaan manusia merasakan kepahitannya saat itu, bukan hanya di Indonesia tetapi puluhan bangsa dari berbagi benua merasakan penindasan di waktu yang bersamaan. Kini puluhan tahun telah berlalu, darah perjuangan para pahlawan itu telah mulai pudar di tanah yang aku pijak sekarang ini. Bahkan beberapa sisa veteran perang yang masih hidup kini susah payah berjuang menyambung hidup di negri yang yang ia perjuangkan dulu. Sementara generasi penerus mereka kini hidup aman di tempat kelahirannya. Tidak ada lagi yang memaksa mereka untuk tunduk dan bekerja pada bangsa lain.  Tapi ternyata senapan itu masih mengarah ke kepala kami, ribuan peluru datang menembus kepala kami tanpa membuat kami berdarah. Entah kenapa peluru itu justru membuat kami semakin hedonis tertawa bahagia?? Membuat kami tiba-tiba suka menari-nari di

MISI KEMERDEKAAN ISLAM

Gambar
 ** *Oleh: _Arief B. Iskandar_* *RUBA'I* bin Amir melaju cepat dengan kudanya. Ia menuju perkemahan Rustum. Panglima Pasukan Kerajaan Persia saat itu.  Setibanya di sana, ia mendapati pembesarnya berpakaian kenegaraan. Majelis mereka dihiasi dengan hamparan permadani dan sutera yang serba mahal.  Rustum duduk di singgasananya. Ia memakai mahkota emas yang dihiasi dengan batu permata yang juga serba mahal.  Sebaliknya, Ruba’i bin Amir, Panglima Pasukan kaum Muslim itu, hanya berpakaian kasar dan sederhana. Ruba’i bin Amir langsung masuk ke perkemahan itu tanpa menghiraukan keadaan sekelilingnya. Ia tetap menunggang kudanya dan membiarkan kaki kuda itu mengotori haparan permadani yang serba mahal itu.  Tiba-tiba ia berhenti. Ia kemudian turun dari kudanya sebelum sampai di hadapan Rustum yang menanti dirinya.  Rupanya, Rustum telah sengaja memasang sebuah palang besi setinggi setengah badan. Dengan itu dia berharap Pemimpin Pasukan Muslim itu mau berjalan menghadap dirinya dengan mem

Urus Diri Sendiri

Gambar
 13/08 15:08 Salah satu dari milyaran manusia yang palih bodoh adalah AKU. Lagi dan lagi mengulangi kesalahan walau telah tahu bahwa semua ini sia-sia. Banyak hal yang seharusnya bisa diperoleh, namun mustahil karena kesalahan ini terus kuulangi.  Apa itu? Apalagi kalau bukan MALAS Rebahan, menunda, dan apapun penampakan dari sifat malas menjadikan diri ini tidak produktif. Banyak list yang sudah kubuat untuk panduan menjadikan hariku lebih maksimal. Jangankan semuanya, salah satunya saja tidak ada. Membaca, vocabullary, etc. seharusnya menjadi habit. Sudahlah...! Aku mungkin terlalu menginginkan banyak hal dari diriku. Menganggap diriku malas, bodoh seharusnya aku hentikan untuk tidak semakin menjatuhkan mental diriku sendiri. Mungkin seharusnya aku lebih banyak menampakan pencapaianku supaya percaya diri hadir meski  kemungkinan RIYA terdeteksi. Satu individu memang memiliki banyak peran. Peran anak kepada orang tua, peran kekasih untuk yang dicintai, peran sahabat untuk teman sebaya