Masa lalu
(08/08)
Pernahkah engkau merasa tidak dipercayai oleh orang-orang disekitarmu, bahkan keluarga hingga ibu yang melahirkan dan merawatmu?
Pernahkah engkau merasa tidak dipercayai oleh orang-orang disekitarmu, bahkan keluarga hingga ibu yang melahirkan dan merawatmu?
Mungkin kau tidak akan mengerti hingga aku menceritakannya, aku menceritakan secara ringkas, bahkan jika diceritakan lengkap oleh dia, kita tidak akan pernah benar-benar mengerti perasaannya saat itu.
Saat itu ketika menginjak kelas 1 SMA, dia difitnah bahwa dia menggunakan sihir kepada salah satu keluarga jauhnya. Ketika orang begitu mudahnya mempercayai penyebab seseorang sakit hanya dari pernyataan "orang tua" (paranormal) yang entah bisikan apa yang hingga "orang tua" itu tahu, dan menjelaskan hanya dengan inisial.
Penafsiran keluarga pihak yang sakit, membuatnya tertuduh bahwa dia penyebab dari kesakitan anak mereka. Sungguh ironis, mempercayai kejahatan hanya dari tuduhan tanpa bukti ditambah itu hanya dugaan bahwa dia pelakunya. Lebih ironis lagi adalah "orang tua" dan pihak yang sakit adalah keluarga besarnya (mencakup hingga 5 generasi).
Informasi yang tersebar ke segala penjuru hingga ucapan fitnah dari rekan kegiatannya, menjadikan isu yang tersebar menguatkan bahwa ia adalah penyebabnya hingga orang tua tak lagi mempercayainya. Untunglah... Fitnah yang dikatakan rekan kegiatannya bisa dibuktikan kebohongannya dan justru menjatuhkan dirinya sendiri.
Penilaian masyarakat seolah-olah tidak mungkin lagi diangkat disebabkan dengan orang yang "katanya kau sakiti" itu akhirnya harus meninggal. Masyarakat yang mempercayai tahayul, juga ikut menuduh seorang guru pendatang bahwa dia juga yang memperburuk kondisi "yang katanya kau sakiti", itu hingga membuatnya harus pindah.
Walaupun waktu akhirnya meredakan semuanya, aku melihat trauma dialami oleh dia. Pernah tidur di teras karena diusir, dibuang dengan mengatakan "kenapa kau tidak meninggal dari dulu, mempermalukan keluarga!". Hal itu membekas hingga sekarang, bahkan keluarga "yang katanya disakiti" terus menyebarkan informasi tersebut ke orang-orang disekelilingmu walaupun itu telah bertahun-tahun lalu.
Trauma masa lalu membuatnya berpura-pura nyaman dengan orang disekelilingnya dan tak mempercayai sepenuhnya siapapun. Takut kejadian yang sama menimpanya kembali, dan tidak nyaman berada di tempat kelahirannya.
Entah apa yang akan aku lakukan jika berada diposisinya. Aku yang dulu hanya memperhatikan tingkah manusia saja berani menyimpulkan untuk tidak percaya sepenuhnya siapapun, apalagi harus ditimpa musibah seperti itu, mungkin aku akan mengalami trauma hingga mungkin menjadi psikopat.
Manusia tidak dapat menilai segala kejadian yang ia alami baik atau tidak baginya. Ketika engkau mendapatkan sesuatu yang menyenangkan, engkau tidak tahu apa itu baik atau buruk bagimu. Begitupun sebaliknya.
Teringat dengan kisah nabi Yusuf, saat dia dikhianati oleh saudara-saudaranya dibuang ke sumur hingga membuatnya menjadi budak. Teringat ketikan nabi Yusuf harus difitnah berbuat nista kepada istri majikan hingga harus membuatnya terpenjara bertahun-tahun.
Siapa sangka, dari semua yang dialami nabi Yusuf dia masih memaafkan saudaranya, memaafkan wanita yang dulu pernah menzaliminya. Dari kisah yang ia alami membuatnya menjadi petinggi negara, membantu kerajaan dari musim kemarau berkepanjangan hingga menjadi bendahara negara.
Karena pengetahuan manusia yang terbatas atas kejadian menimpanya, maka yang bisa dilakukan manusia adalah menyandarkan tindakannya pada hukum syara. Dengan hal itu, segala apa yang kita lakukan akan bernilai pahala dan yakin bahwa semua telah diatur oleh_Nya.
و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)
Komentar
Posting Komentar